Thursday, August 14, 2008

CERNAK: PERMAINAN RAHASIA

“Setiap hari permainan kita hanya main layangan, main kelereng atau main gambaran saja, saya kepingin permainan yang menarik lain.” Kata Sulaiman kepada Heru adiknya.
“Betul, Mas Sulaiman, “ sahut Heru “ayo kita cari permainan lain.”
Sekarang waktu libur anak-anak sudah merasa bosan dengan permainannya. Mereka menginginkan sesuatu yang baru.

“Bagaimana kalo kita main perang-perangan Mas?!” usul Heru. “Jangan, karena kata bapak sekarang ini negara kita tidak perang lagi” tolak Sulaiman.
“Ya, betul,” kata Heru, kalau begitu kita main apa? Coba kita pikir-pikir.
Kedua anak itu berpkir dan berpikir, sehingga halaman depan rumah anak itu sunyi beberapa waktu lamanya, kemudian Sulaiman bangkit dari tempat duduknya.
Saya sudah tahu serunya ayo kita main dengan permainan rahasia saya jadi pemimpinnya, kau jadi wakilnya
Baik kata Heru, sebaba ia selalu turut saja usulan kakaknya. Tetapi kita ,mau ngapain Mas?
Berbuat apa? Tolong orang tentu!
Tolong bagaimana?
Tolong dengan baik, kalau tidak baik bukan tolong namanya. Kata Sulaiman. Kita akan cari orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita dan membuat mereka itu heran bagaimana hal itu terjadi. Saya pikir permainan begitu lebih baik daripada permainan perang-perangan.
Betul juga sahut Heru apakah yang kita harus buat lebih dahulu? Lebih baik kita mulai dengan segera. Baiklah, saya akan mendaftar dari hal-hal yang akan kita lakukan lalu kita berunding mana yang kita lakukan lebih dahulu.
Sulaiman mengambil pensil dan kertas lalu membuat daftar. Her. Jangan lupa, di memperingatkan adiknya, jangan sekali-kali memberitahukan pada siapa-siapa tentang rencana kita ini. Ini rahasia kita berdua.
Tentu saja jawab dengan tegas Heru, memangnya saya tukang buka rahasia?
Pada waktu sore ketika ibu pulang dari rumah temannya, dia duduk di kursi dan melihat sekelilingnya dengan amat heran. Rumahnya bersih sekali! Ketika makan siang ia pergi dengan terburu-buru, dan ditinggalkannya rumah dalam keadaan berantakan, piring-piring baru dikumpulkan di tempat cuci piring, tetapi sekarang sudah tersusun rapi di atas rak piring. Dapur sudah dibersihkan, masing-masing di simpan pada tempatnya, sedangkan meja makanpun sudah disiapkan untuk makan malam, malahan kaca jendela dan lantai semuanya sudah bersih!.
Semuanya tidak ada orang dan sunyi di rumah, siapa gerangan yang mengerjakan semua ini?
Sementara Sulaiman dan Heru pulang dari lapangan bermainnya. Ibu menanyakan apakah Buleknya tadi datang waktu dia pergi, Sulaiman bilang tidak datang. “Wah Ana rajin betul, rumah kita bersih sekali. Katanya pula. Ana juga heran, sebab dia baru saja pulang dari gurunya.
Alangkah baiknya kata Ibu saya dapat beristirahat malam ini, sebab pekerjaan saya buat hari ini sudah selesai tinggal memasak! Siapa yang melakukan ini?
Ibu membuka surat yang didapatnya di dekat pintu waktu masuk ke rumah. Surat itu berbunyi:
Kelompok rahasia sudah datang tadi siang dalam rumah ini dan mengurus semua yang perlu.
“Apakah artinya ini”, tanya Ibu
“Heran betul”, sahut Sulaiman
“Baiklah kita mandi dulu mas”, sahut Heru
Lalu mereka menghabiskan hari itu dengan senang
Esok harinya anak muda yang dua itu pun terlihat berjalan di jalan yang menuju rumah ibu Aminah, seorang perempuan tua yang sudah lama sakit, yang rupanya tidak begitu dipedulikan oleh keluarganya.
Kedua anak muda yang membawa satu bugkusan kecil di tangannya mengetok pintu dengan pelan-pelan. Tidak ada jawaban, mereka mengintip dari jendela. Ibu Aminah sedang tidur nyenyak. Anak muda itu membuka pintu dengan perlahan-lahan, dan masuk ke dalam diikuti oleh adiknya, dengan berjalan hati-hati, kedua anak muda itu pun menaruh bungkusan yang dibawanya itu di atas meja tua yang terletak dekat tempat tidur ibu Aminah dan dengan cepat keluar, karena terburu-buru keluar, Heru menubruk pintu. “Her kamu hati-hati”, kata sulaiman.
Bunyi pintu yang ditubruk itu membangunkan ibu Aminah
“Siapa disitu?”, Katanya
Tetapi pintunya sudah ditutup pula dan anak-anak muda itu berlari secepat kilat.
Ibu Aminah mengambil bungkusan yang ada di meja dekatnya itu.
Di dalamnya terdapat tiga telur ayam matang dan dua buah pisang masak
“Aduh baik betul orang yang mengirim ini”, katanya kepada dirinya sendiri. “Siapakah yang membawa bungkusan ini?”.
Dengan heran dia menemukan surat di dalam bungkusan tersebut yang berbunyi: semoga ibu cepat sehat, salam dari kelompok rahasia.
Syarifudin, sahabat Sulaiman sedang sakit. Dia terkena penyakit cacar air dan sekarang pada masa pemulihan, tentu saja tidak boleh keluar rumah dan merasa tidak enak, dari tempat tidurnya hanya dapt melihat perkarangan rumahnya yang dikelilingi tembok bata.
Suatu sore Syarifudin sedang melihat-lihat dari jendelanya ke pekarangan itu, dan tiba-tiba ia melihat bungkusan didorong orang ke atas tembok dan jatuh ke dalam pekarangan terikat dengan tali yang kuat.
Ibu, cepat ibu serunya. Coba ibu lihat di perkarangan itu, ada bungkusan yang dilemparkan dari luar. Dengan heran ibu pergi mengambil bungkusan itu dan memberikannya kepada Syaifudin yang segera membukanya di dalam bungkusan tersebut ada kotak rapat yang tertulis “buka hari kamis” dan pada saat itu adalah hari rabu, Syarifudin pun heran dan bertanya-tanya dengan kotak ini. Keesokan harinya dengan cepat Syarifudin membuka kotak tersebut dengan semangat dan bertanya-tanya. Di dalamnya terdapat satu kotak pensil berwarna untuk menggambar. Memang Umar ingin sekali memiliki pensil berwarna untuk menggambar yang menjadi harinya tidak membosankan. Syarifudin merasa pernah melihat kotak pinsil ini tetapi ia sudah lupa di mana ia melihat. Di dalam kotak pensil itu terdapat tulisan:
Salam dari kelompok rahasia, semoga cepat bisa bermain
“Kelompok apa itu, Bu?”, tanyanya
Tak seoranpun tahu tentang perkumpulan itu
Pada suatu hari kelompok ini itu kepergok. Sulaiman dan Heru kini mengunjungi lagi rumah ibu Aminah dan kali ini membawa telur dan jeruk. Dengan diam-diam dan hai-hati sekali mereka masuk kedalam rumah itu dan meletakkan bungkusan di atas meja dan dengan cepat meninggalkan keluar.
Agar supaya jangan membangunkan ibu tua itu seperti dahulu mereka berdua sudah sepakat supaya pekerjaan kali ini dilakukan dengan cepat dan hati-hati. Dengan begitu mereka tidak memeperhatikan bahwa di meja yang disebelah pintu ada seorang tua yang sedang diam-diam memperhatikan apa yang dilakukan kedua anak muda itu, orang tua itu adalah dokter yang merawat ibu Aminah.
Begitu kedua anak muda itu keluar, dokter pun pergi ke meja dan memeriksa bungkusan yang di letakkan di atas meja, dan ia menemukan tulisan pada kertas yang berbunyi: salam dari kelompok rahasia dan semoga lekas sembuh
Rupanya inilah yang disebut-sebut ibu Aminah kata dokter dan sekarang aku mengerti juga apa yang diceritakan Syarifudi kepadaku kemarin.
Dan inilah sebabnya Sulaiman dan Heru beberapa hari kemudian mendapat surat yang dialamatkan kepada kelompok rahasia berisi undangan makan di rumah Dr. Fahmi
Senang betul rasanya Sulaiman dan Heru beserta Aminah datang ke rumah dokter itu dan lagi Sulaiman dan Heru diberikan dua bungkus hadiah sebagai pengganti apa yang di lakukan dari kelompok rahasia.
Tentu saja kedua anak muda itu tidak bisa mengerti bagaimana dokter dapat mengetahui rahasia mereka itu, dan ia pun tidak mau memberitahukannya. Mengembirakan rahasia itu. Sulaiman dan Heru sangat gembira. Sulaiman mengatakan lebih baik demikian daripada bermain perang-perngan.

No comments: